Copyright © OnMode
Design by Dzignine
Selasa, 29 Juli 2014

HIV / AIDS kau harus hidup dengan sehat

A.    HIV/AIDS DAN BAHAYANYA
1.   HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit pada seseorang karena berkurangnya sistem kekebalan tubuh akibat serangan HIV. HIV hanya bisa hidup pada cairan/jaringan tubuh manusia. HIV masuk ke dalam pembuluh darah melalui “pintu masuk” berupa luka pada tubuh, kemudian menyerang sel-sel kekebalan tubuh sehingga sistem pertahanan tubuh penderita mengalami kelumpuhan.  AIDS merupakan penyakit baru dan unik yang ditemukan pertama kali tahun 1981 di kalangan pria homoseksual Amerika Serikat. Kala itu ditemukan gejala pneumonia yang disebabkan parasit yang disebut pneumocystis carinii. Ternyata gejala ini disertai dengan penurunan berat badan. Barulah pada tahun 1983, para ilmuwan menjawab misteri penyebab penyakit ini dan pada tahun 1986, WHO menetapkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) sebagai penyebabnya.
Di Indonesia, peningkatan jumlah penderita AIDS disebabkan oleh (1) industri seks komersial tersebar luas; (2) tingginya kasus penyakit menular seksual di kalangan pekerja seks komersial; (3) tingginya mobilitas pekerja seks antarkota dan antarpulau; dan (4) terjadi pergeseran nilai terhadap seksualitas.
Bila seseorang terinfeksi HIV maka hampir di seluruh cairan tubuhnya mengandung HIV tetapi dengan jumlah berbeda-beda. Walaupun demikian, yang terbukti dapat menularkan adalah HIV yang terdapat di darah, air mani, dan cairan cervix atau vagina. HIV menular melalui “pintu masuk” berupa luka, luka borok, dan yang memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang mengandung virus ke peredaran darah orang yang belum terinfeksi.


2.   Tahapan-Tahapan HIV Menjadi AIDS
Virus HIV mengalami perkembangan di dalam tubuh penderita. Setelah 5–10 tahun tertular HIV, penderita mulai menunjukkan gejala bermacam penyakit yang disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh sehingga ia menderita penyakit AIDS (Acuired Immuno Deficiency Syndrome). Penyakit AIDS bukan merupakan penyakit keturunan, tetapi penyakit ini diperoleh akibat terinfeksi HIV. Dalam tubuh manusia, terdapat sel-sel darah putih yang berfungsi melawan dan membunuh kuman atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Jika seseorang terserang virus HIV, sel-sel darah putih dihancurkan oleh virus tersebut sehingga tidak mampu lagi melawan kuman penyakit dan mudah terserang penyakit infeksi lain. Penyakit ringan seperti influenza akan menjadi semakin parah bila menyerang pengidap HIV/AIDS. Kematian dapat terjadi karena penyakit infeksi lain yang tidak dapat disembuhkan. Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
a.    Tahap awal infeksi HIV
Gejala yang timbul pada tahap ini adalah influenza (deman, lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dan berlangsung hanya dalam beberapa hari atau beberapa minggu saja.
b.    Tahap tanpa gejala
Meskipun tidak ada gejala yang nampak, tetapi bila dilakukan tes darah akan ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun sekitar 5–7 tahun.
c.    Tahap ARC (AIDS Related Complex)
Pada tahap ini, muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah di mana terdapat dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam yang disertai keringat, penurunan berat badan hingga mencapai 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk, dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tidak jelas sebabnya.
d.    Tahap AIDS
Yaitu masa di mana muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) yang disebabkan oleh kekebalan tubuh yang telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Di samping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
e.    Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat)
Pada tahap ini, sel otak dapat mengalami kematian. Akibatnya, penderita dapat mengalami dimensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf.

B.    Cara Penularan HIV/AIDS
1.   HIV/AIDS Dalam Tubuh Manusia
Supaya dapat berada dalam tubuh manusia, HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang yang bersangkutan. Di luar tubuh manusia, HIV cepat mati. Virus ini mudah mati dengan air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. HIV cepat mati di luar tubuh manusia. HIV/AIDS dalam tubuh manusia menyerang sel darah putih yaitu limfosit T4 yang sangat berperan penting dalam pengaturan sistem kekebalan tubuh (imunitas). HIV dapat ditemukan pada cairan darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu. Penularannya dapat melalui salah satu atau lebih cairan tubuh itu dan langsung masuk ke aliran darah seseorang..
Penularan HIV/AIDS baru bisa ditemukan gejalanya setelah 5-10 tahun, terhitung sejak terjadinya penularan. Orang yang mengidap HIV/AIDS dalam tubuhnya disebut HIV positif. Pada tahap awal, belum menunjukkan gejala apa pun, sehingga secara fisik tidak berbeda dengan orang yang sehat. Namun ia mempunyai potensi sebagai sumber penularan. Kemudian gejala HIV/AIDS menjadi bervariasi pada kurun waktu antara 6 bulan sampai 7 tahun, atau 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa. Jika sudah demikian, maka gejala-gejala klinisnya muncul.
Gejala klinis antara lain:
1)      Rasa lelah berkepanjangan
2)      Sering demam (lebih dari  C) disertai keringat dingin tanpa sebab yang jelas
3)      Sesak nafas dan batuk secara berkepanjangan
4)      Berat badan menurun drastis
5)      Pembesaran kelenjar di leher, ketiak dan lipatan paha
6)      Diare yang hebat dan terus menerus
7)      Bercak merah kebiruan pada kulit (sarcoma capos)
2.   Masa Inkubasi HIV/AIDS
Masa Inkubasi adalah jangka waktu setelah terjadinya penularan sampai dengan timbulnya gejala penyakit. Penyakit AIDS mempunyai masa inkubasi yaitu masa tunas HIV menjadi AIDS. Ketika mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV, jumlah sel CD-4 (terdapat permukaan limfosit T4) dalam tubuh perlahan-lahan akan berkurang sampai setengahnya. Ini berarti tubuh telah kehilangan setengah dari dari kekebalannya. Dalam kondisi seperti itu, kekebalan masih berfungsi dan dapat bertahan sekitar 9-10 tahun.
Setelah 9-10 tahun terinfeksi HIV, jumlah sel CD-4 dalam tubuh akan sangat berkurang sehingga sistem kekebalan tidak berfungsi lagi. Pada saat inilah penderita tersebut menjadi penderita AIDS. Jadi, bila seseorang mengidap AIDS berarti ia telah terinfeksi HIV sekitar 9-10 tahun silam. Dengan demikian masa inkubasi HIV berkisar antara 1-10 tahun atau lebih. Masa Inkubasi ini lebih singkat pada bayi-bayi yang lahir dari ibu yang telah mengalami penularan HIV. Bayi-bayi ini mulai menunjukkan gejala AIDS dalam usia 1 tahun.
3.   Jalur Penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui cara sebagai berikut:
a.    Hubungan Seks
Penularan HIV/AIDS dapat melalui kontak seksual, karena dimungkinkan adanya penularan virus melalui cairan sperma dan cairan vagina. Terjadinya gesekan-gesekan selama hubungan seks menyebabkan adanya luka lecet kecil yang bahkan tidak terasa dan tidak kelihatan. Melalui “pintu masuk” itulah HIV masuk ke dalam peredaran darah dari sumber infeksi. Hubungan seks melalui anus lebih berisiko daripada melalui vagina karena mukosa anus menjadi luka sewaktu berhubungan seks. Kebanyakan penularan HIV/AIDS melalui kontak seksual. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan sekitar 70% pengidap AIDS tertular melalui hubungan seksual.
b.    Transfusi Darah
Infeksi HIV dapat terjadi melalui transfusi darah. Ketika darah yang terinfeksi HIV masuk ke saluran darah orang yang sehat, maka terjadilah penularan HIV.
c.    Alat-Alat Medis
Alat-alat medis juga dapat menjadi perantara penularan HIV, jika tidak dalam keadaan steril. Jarum suntik dapat menjadi media penularan HIV.
d.   Ibu Hamil
Hasil penelitian membuktikan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang mengidap HIV akan tertular dengan kemungkinan sekitar 30% dan terjadi pada saat masih di dalam kandungan, saat persalinan, atau ketika menyusui.


e.    Donor Organ (Transplantasi)
Transplantasi adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh seperti jantung, ginjal, paru-paru, hati dan sebagainya dari satu individu kepada individu lain. Ketika organ tubuh yang diberikan (donor) mengidap HIV/AIDS, maka otomatis si penerima donor pun akan tertular virus juga.

4.   Orang yang Berisiko Tertular HIV/AIDS
Orang-orang yang berisiko tertular HIV, yaitu:
a.       orang yang melakukan seks bebas (homoseksual, heteroseksual atau biseksual)
b.      penerima transfusi darah,
c.       pecandu narkoba yang menggunakan jarum suntik,
d.      pasangan dari pengidap HIV, dan
e.       bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV.
HIV tidak begitu saja menular kepada seseorang melalui pergaulan sehari-hari. Hal tersebut disebabkan:
a.       HIV sulit hidup di luar tubuh manusia,
b.      HIV tidak dapat menembus kulit normal atau pori-pori, dan
c.       HIV tidak menular melalui
1)      batuk, bersin, tertawa, bicara, atau berciuman (sosial),
2)      bersentuhan,
3)      makan sepiring, mandi kamar mandi yang sama, berenang di kolam yang sama,
4)      lewat pakaian, dan
5)      gigitan serangga.

C.    Cara Menghindari HIV/AIDS
1.      Pencegahan HIV/AIDS
Penyakit AIDS memang sangat berbahaya dan dapat menyerang siapa saja. Meskipun begitu, tentunya kita dapat melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar terhindar dari AIDS.
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan HIV/AIDS adalah dengan selalu hidup dan berperilaku sehat. Berikut beberapa hal penting yang dapat kita lakukan sebagai usaha pencegahan penularan virus HIV/AIDS.
1.        Selalu menggunakan jarum suntik yang steril dan baru.
2.        Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya: hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, menghindari perselingkuhan dan perzinahan karena hal ini memungkinkan penularan HIV).
3.        Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua risiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.

2.      Obat-obat HIV/AIDS
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penderita HIV/AIDS.  Obat-obat yang dikenal sekarang hanyalah berupa obat-obat yang dapat menambah daya tahan tubuh penderita atau memperpanjang harapan hidup penderita.
Berikut ini beberapa jenis obat-obat yang dikenal di dunia kedokteran yang digunakan untuk pengobatan penderita HIV/AIDS:
a.       AZT (azidothymidine), obat ini diperkirakan mampu menahan perkembangan virus. Efek samping dari obat ini adalah kerusakan sumsum tulang dan menderita anemia berat, akibatnya penderita harus menjalani transfuse darah.
b.      DDI (diseoxycitidine), cara kerja obat ini tidak berbeda dengan AZT, yaitu mampu menahan reproduksi HIV dalam darah. Efek samping yang ditimbulkan adalah kerusakan pada pankreas dan gangguan saraf.
c.       DDC (zalcitabine), seperti halnya AZT dan DDI. Efek samping yang ditimbulkan obat ini sama dengan efek samping pada obat DDI.
Ketiga jenis obat tersebut telah mendapat rekomendasi dari badan yang berwenang mengawasi obat dan makanan di Amerika Serikat.
Selain itu, para ahli Jepang menemukan obat-obatan untuk penderita HIV/AIDS, antara lain sebagai berikut:
a.       M-HAD (meiji humin derivetize al-bumin). Ramuan ini berupa gabungan antara carbodimine humin dan succiny lated humin al-bumin yang terkandung dalam darah manusia. M-HAD kabarnya mampu menyingkirkan sel-sel tubuh yang digerogoti HIV dengan tidak membahayakan limfosit normal.
b.      Tachyplesin, merupakan cairan kimia yang diambil dari hewan sejenis kepiting (tachypleus tridentatus) yang dinamakan T-220. Ramuan ini telah di ujicoba pada tikus dengan hasil yang sangat memuaskan, namun masih menimbulkan efek samping seperti AZT.
Para ahli dari Inggris juga menemukan ramuan yang digunakan untuk mengobati penderita HIV/AIDS, yakni So221 dan GLQ 223. Kedua jenis obat ini masih menimbulkan efek samping seperti halnya AZT. Selain itu, terdapat juga obat-obatan tradisional yang diperkenalkan di Cina, yaitu milingwang.



3 komentar:

  1. Saya ingin berterima kasih Dr Oziegbe untuk Obat Herbal HIV dia berikan kepada saya dan anak saya, saya menderita HIV ketika saya melahirkan putri saya dan itu adalah bagaimana anak saya mendapat penyakit tidak langsung dari saya, tapi kepada Allah menjadi kemuliaan bahwa saya sembuh dengan obat herbal yang Dr Oizegbe berikan kepada saya ketika saya email dia. saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu semua orang bahwa solusi untuk penyakit kita telah datang, jadi saya akan seperti Anda untuk menghubungi penyembuh besar ini pada alamat email-nya, droziegbespellhomecure@gmail.com dengan dia semua rasa sakit Anda akan pergi, saya benar-benar senang hari ini bahwa saya dan putri saya sembuh dari HIV, kita sekarang Negatif setelah penggunaan obat Herb nya, dokter spesialis saya mengkonfirmasikannya. sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kepada Anda Dr Oziegbe untuk penyembuhan tangan atas hidup saya dan putri saya, saya mengatakan mungkin Tuhan terus memberkati Anda berlimpah dan memberi Anda lebih banyak kekuatan untuk terus membantu mereka yang membutuhkan bantuan Anda dalam hidup mereka. email dia sekarang dia menunggu untuk menerima Anda. DROZIEGBESPELLHOMECURE@GMAIL.COM atau memanggilnya +2348156769001

    DR OZIEGBE BISA SERTA CURE BERIKUT PENYAKIT: -

    1. HIV / AIDS
    2. HERPES
    3. KANKER
    4. ALS

    BalasHapus
  2. Saya memang sangat senang untuk hidup saya; Nama saya Vargas Cynthia Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan hidup di bumi sebelum tahun habis. Saya telah menderita penyakit mematikan (HIV) selama 5 tahun sekarang; Saya telah menghabiskan banyak uang pergi dari satu tempat ke yang lain, dari gereja ke gereja, rumah sakit telah setiap tinggal hari saya. cek konstan up telah hobi saya tidak sampai Bulan lalu, saya sedang mencari melalui internet, saya melihat kesaksian tentang bagaimana DR. Ben membantu seseorang dalam menyembuhkan penyakit HIV-nya, dengan cepat saya menyalin email-nya yang (drbenharbalhome@gmail.com).
    Saya berbicara dengan dia, dia meminta saya untuk melakukan beberapa hal-hal tertentu yang saya lakukan, dia mengatakan kepada saya bahwa ia akan memberikan herbal untuk saya, yang dia lakukan, maka dia meminta saya untuk pergi untuk pemeriksaan medis setelah beberapa hari setelah menggunakan obat herbal, saya bebas dari penyakit mematikan, ia hanya meminta saya untuk posting kesaksian melalui seluruh dunia, dengan setia saya lakukan sekarang, silakan saudara-saudara, dia besar, aku berutang padanya dalam hidup saya. jika Anda memiliki masalah yang sama hanya email dia di (drbenharbalhome@gmail.com) atau hanya WhatsApp dia di: + 2348144631509.He juga dapat menyembuhkan penyakit seperti kanker, Diabeties, Herpes. Dll Anda bisa menghubungi saya di email: vargascynthiamaye1995@gmail.com

    BalasHapus